Sinergi Merketplace - simpleaja.id
(foto: istimewa)
(foto: istimewa)

TAPE SINGKONG, JAJANAN KHAS PEDESAAN JEMBER

SinergiNews – Kota Jember, (28/11/2021). Tape singkong, adalah salah satu jajanan tradisional yang saat ini tetap menjadi makanan favorit bagi sebagian masyarakat khususnya pedesaan.

Penjualan Tape Mayang Madu pada salah satu lokasi Kota Jember. (Foto: Yusfin Sinergi)

Kuliner lawas yang terkenal dan menjadi ciri khas oleh-oleh Kota Jember dan Bondowoso ini menjadi potensi bisnis yang sangat menjanjikan bagi Mohammad Sueb.

“Rasa manis legit dengan aroma harum khas, siapapun akan mengingatnya,” kata Sueb, Minggu (28/11/2021). Ungkapan tersebut disampaikan olehnya sebagai bentuk kebanggaan atas produk makanan olahannya ini.

Dalam memproduksi usahanya, Sueb mengaku, biasanya setiap satu kali produksi harian mengeluarkan modal Rp 250 hingga 300 ribu. Omzetnya rata-rata sekitar 800 hingga 1 juta rupiah dalam sekali produksi.

Silakan Baca Juga :  MK-FMNI MEDAN APRESIASI KINERJA WALIKOTA MEDAN

“Ya tergantung ketersediaan bahan bakunya, iya singkong, kalau habis ya tidak produksi,” kata Sueb.

Desa Sidomukti, Kecamatan Mayang, Kabupaten Jember, di sinilah Sued memproduksi dan menjual tape buatannya. Desa itu terletak sekitar 2 jam perjalanan dari pusat Kota Jember.

Biasanya Sueb memulai produksi pada pagi hati. Mulai pukul 06.00 pagi hingga sore hari. Setelah itu baru esoknya akan berlangsung proses packing sebelum bisa dipasarkan.

BUKAN JAJANAN ASING

Tape singkong dengan nama Mayang Madu buatan Sueb ini sebenarnya bukan jajanan asing bagi masyarakat Jember dan sekitarnya. Karena hampir setiap pedesaan Kabupaten Jember adalah penghasil singkong. Jadi jangan heran kalau pelancong dari luar Jember banyak menemukan beragam sajian makanan dengan bahan singkong, mulai dari keripik, tape dan lain sebagainya.

Silakan Baca Juga :  DUTA PARIWISATA SIAP EKSPLOR DAN PROMOSI DESTINASI LOKAL

“Untuk bahan baku pembuatan tape, ya singkong lumayan mudah dapatnya, harganya juga terjangkau, ya cukup murahlah,” katanya.

Karena bahan dan proses pembuatannya mudah, maka usaha tape ini terbilang cukup punya peluang besar.

“Kalau dari rasa semua hampir sama, yang beda pengemasan dan pola penjualannya saja,” imbuh Sueb.

Silakan Baca Juga :  MASUK TAHAP PEMILIHAN MITRA, GBLA SEGERA JADI MARKAS PERSIB

Usaha rintisan Sueb yang sudah berjalan 2 tahun ini mempekerjakan 6 hingga 10 orang. Semua karyawannya berasal dari saudara atau tetangga dekat rumahnya.

“Alhamdulillah bisa membantu orang-orang kampung. Bisa ada tambahan penghasilan buat saudara-saudara walaupun tidak besar,” lanjut sueb.

Selama ini Sueb memasarkan produksi tapenya dengan cara menitipkan ke warung-warung langganan dekat rumahnya. Biasanya dalam waktu 4 hingga 5 hari tape buatannya akan habis.

Tidak hanya beredar seputaran Kecamatan Mayang saja, tape Mayang Madu juga dipasarkan keluar Jember. Seperti ke Probolinggo, Kediri hingga Madura.***

Jurnalis: Yusfin Hidayatullah

Editor: Lizikri Damar

About Tim Redaksi

Tim Redaksi SinergiNews adalah akun resmi yang digunakan oleh para crew Redaksi SinergiNews. Penanggungjawab akun ini adalah Wakil Pimpinan Redaksi, yaitu Lizikri Damar.

Tinggalkan Balasan