Karya: Weren Taseseb
Padang-padang mulai menguning Kepulan asap dari tengah-tengah sawah Meliuk-liuk mengikuiti arah angin gunung Bocah-bocah berkejaran hingga terjatuh-jatuh Debu-debu mulai akrab menenggeri atap-atap Hinggap juga pada tiang-tiang listik Makin menebal dan mengakar pada kaca-kaca mobil Jalan makin terkikis, lempengan aspal menghilang Musim akan berganti menuju kemarau panjang Air akan mulai asing dari lorong-lorong kota Juga di jalan-jalan pedusunan yang terpencil Tempat burung-burung pipit mengais padi Tekukur dan puyuh mulai sibuk menelusuri padang Sesekali singgah ke aspal lalu menghilang dari pandang Terusik lalu lalang mobil-mobil bermuatan kayu Juga derap langkah kaki-kaki kambing Kawan, kita ‘kan kembali menghitung daun-daun Yang gugur pada sisi-sisi jalan yang kian menebal Lalu, pura-pura tersenyum ketika orang-orang haus Menelan ludah sambil menutup hidung Setitik api akan menelan ribuan pohon Menggantinya tak semudah kedipan mata Sudahi cara melempar sepuntung rokok pada sisi jalan Karena Tuhan pun pasti sudah mencatat dalam Kitab-Nya
Kisah tentang Senja yang Muram
Musim penghujan telah berakhir dari beberapa daerah Nusa Tenggara Timur. Kemarau panjang mulia terlihat dalam bentangan “wajah” padang ilalang yang menyerupai sawah para petani. Orang akan mulai kesulitan mencari aiar bersih tertuama mereka yang tinggal jauh dari mata air. Dengan menjaga dan tetap melestarikan alam dengan cara-cara yang sederhana tentu akan berimbas pada kesejahteraan masyarakat. Lalu pertanyaannya siapa yang akan memulainya? Setiap orang, dari daerah manapun harus tetap menjaga dan melestarikan lingkungannya dengan caranya sendiri agar tidak terjadi kebakaran hutan atau padang rumput yang dapat merugikan pihak lainnya.
Tentang Penulis
Weren Taseseb lahir dan besar di Desa Naip, Timor Tengah Selatan, NTT. Sejak kecil kurang percaya diri dalam hal berbicara apalagi berpuisi hingga tahun 2017 ketika berada dalam situasi sulit, ia memutuskan untuk menuangkan kehancurannya dengan kata-kata sederhana di status Facebook. Sejak itu ia mulai belajar menulis karya sastra kreatif dan beberapa karyanya telah terbit dalam serial Kampung Pentigraf (Cerpen Tiga Paragraf) Indonesia serta beberapa antologi puisi. Karya-karya terbarunya dapat terdapat dalam antologi Seserpih Benih Kasih (Kanisius: 2020) dan juga dalam Antologi Esai dan Kritik Sastra NTT (Kosa Kata Kita: 2021). Kupang sebagai domisilinya sekarang dan aktif sebagai Kontributor SinergiNews.