SinergiNews – Kota Malang, 04/10/2022. Totok Prasetyo, salah seorang Aremania, menyebutkan adanya kesalahpahaman antara Aremania dengan aparat kepolisian yang mengakibatkan pecahnya Tragedi Kanjuruhan, Sabtu (01/10/2022). Menurut Totok, sejumlah suporter yang turun ke lapangan pada akhir pertandingan awalnya justru ingin memberikan semangat kepada para pemain yang baru saja merasakan kekalahan dari Persebaya Surabaya.
Totok yang ikut menonton pertandingan itu menceritakan peristiwa tersebut bermula ketika para pemain Arema FC mencoba menyapa suporter yang berada di tribun. Beberapa Aremania pun turun dari tribun untuk menyambut pemain.
“Terus mereka (suporter, red) turun, nah mungkin dari segi aparat banyak yang masih muda-muda mungkin cara menanganinya suporter seperti dianggap orang-orang demo. Jadi mungkin dipikir pada anarkis, enggak gitu,” ujarnya, Senin (03/10/2022) seperti dilansir oleh Tempo.
Totok mengaku melihat kejadian itu dari tribun VIP bersama pacarnya. Ia menyatakan bahwa dukungan kepada para pemain itu karena pada malam itu, rekor tak pernah kalah Arema FC dari Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan yang bertahan selama 23 tahun pecah.
Totok pun melihat peristiwa serang-menyerang antara anggota polisi dengan sejumlah Aremania di lapangan. Ia mengaku heran dengan tindakan polisi yang langsung menembakkan gas air mata ke arah tribun, bukan ke arah suporter yang berada di lapangan.