SinergiNews – OPINI. Perilaku prososial bermaksud saling tolong menolong lewat tindakan yang meringankan beban orang lain secara sukarela. Hal tersebut dalam rangka menyokong kesejahteraan orang lain baik fisik maupun psikis tanpa memikirkan kepentingan sendiri.
Perilaku prososial sangat menentukan seseorang melakukan segala aktivitas sosial yang melibatkan banyak orang tanpa ada unsur atau tindakan yang merugikan individu atau kelompok tertentu atas dasar nilai dan pemberian diri.
Menurut Myers ( Dalam Sarwono, 2002), menjelaskan perilaku prososial merupakan tingkah laku positif yang menguntungkan atau membuat kondisi fisik atau psikis orang lain lebih baik yang dilakukan atas dasar sukarela tanpa mengharapkan imbalan dari orang lain.
Definisi perilaku prososial yang kita ketahui adalah perilaku yang bertujuan untuk membantu orang lain. Beragam manfaatnya, mulai dari meningkatkan suasana hati bahagia, meredakan stres, hingga mengurangi risiko depresi.
Perilaku prososial berdampak positif bagi individu yang memiliki perilaku prososial yaitu, individu akan bersosialisasi dengan baik dengan lingkungannya, meningkatkan empati, peka terhadap lingkungan, dan bertanggung jawab.
Indonesia sebagai bangsa yang kaya akan budaya dan adat istiadat yang memiliki nilai-nilai luhur yang merupakan perwujudan perilaku prososial. Namun, perilaku prososial masyarakat Indonesia seiring berkembangnya zaman menunjukkan adanya kemunduran.
Kenyataannya yang terjadi perilaku prososial yang baik saat ini, sangat rendah karena remaja sepertinya hanya mementingkan diri sendiri atau pribadi ketika menolong orang lain. Penyebab remaja tidak berperilaku baik diantaranya karena tergantung pada ada tidaknya pujian, situasi suasana hati, berharap imbalan juga karena kurang sosialisasi atau egois.
Ketika remaja ingin membantu seseorang yang kesusahan ada pengharapan pujian dari orang lain, hal itu menyebabkan aapa yang dilakukannya tidak didasari dengan keikhlasan. Banyak remaja melakukan bantuan bila berada dalam suasana hati baik, sebaliknya jika suasana hatinya dalam keadaan tidak baik maka tidak akan memberikan bantuan pada orang lain.
Munculnya rasa ingin membantu untuk dengan tidak tulus karena berharap mendapatkan imbalan sesuai dengan apa yang berikan. Selain itu, ego menjadi tantangan yang dominan muncul pada manusia sehingga kurangnya berinteraksi dan bersosialisasi.
Dalam kehidupan bermasyarakat membutuhkan sosialisasi yang informatif dan edukatif. Sosialisasi dimasyarakat agar lebih akrab, lebih terbuka, dan peduli dengan orang disekelilingnya.
Bagaimana perilaku prososial di Sumba saat ini?
Marapu merupakan bagian dari sistem budaya Sumba, serangkaian makna yang terdapat dalam simbol-simbol kepercayaan tersebut yang ditemukan dalam konfigurasi perilaku prososial religius. Ini terjadi secara dilektis dan terus menerus diantara makna dan simbol.
Perilaku prososial remaja atau masyarakat Sumba sangat terlihat dari tradisi atau budaya yaitu meringankan perkerjaan atau saling membantu dalam satu keluarga atau sata suku. Semakin pesatnya perubahan global dan zaman modern sudah mulai terkikis prilaku prososial dalam kehidupan bermasyarakat terhukus generasi atau remaja saat ini.
Remaja sekarang lebih menyederhanakan pekerjaan atau partisipasi dengan rupiah atau upah sebagai imbalan jasa pekerjaan. Oleh karena itu, instansi pendidikan sangat penting menjadi ruang dan tempat edukasi mengembalikan nilai dan cara prilaku prososial dalam diri remaja.
Bagaimana meningkatkan perilaku prososial dalam bermasyarakat?
Perilaku prososial sangat penting dalam hidup bermasyarakat untuk menjaga toleransi dan keberagaman. Sebagai makhluk sosial yang berawal dari perbuatan yang baik dan pikiran yang baik untuk melakukan suatu kebaikan. Ketika menjiwai nilai gotong royong dan bertoleransi akan bernilai positif dengan perilaku prososial (sikap menolong) sekitar lingkungan dan banyak orang.
Manusia adalah makhluk sosial, tidak terlepas dari kehidupan bermasyarakat yang memiliki dorongan hati saling membantu sesama dan banyak orang. Rasa peduli atau empati terhadap sesama dalam dunia psikolog tergolong sebagai perilaku prososial.
Perilaku prososial sangat penting untuk diterapkan dalam kehidupan sehari – hari dan bermasyarakat. Menerapkan perilaku ini dalam kehidupan sehari-hari agar bisa membawa dampak positif terhadap kesehatan mental dan kebiasaan. Perilaku prososial meliputi segala bentuk tindakan yang dilakukan atau direncanakan untuk menolong orang lain tanpa mempedulikan motif – motif yang mengurangi semangat atau motivasi untuk menolong.
Hasil survei yang dilakukan oleh Cahyaninroom (2015) pada tanggal 10 Mei 2014 di SMK Taman Siswa Suka Harjo menunjukkan bahwa dari 30 orang siswa yang disurvei terdapat gejala penurunan perilaku proposial. Perilaku proposional masyarakat Indonesia secara nasional masih tergolong menengah.
Berdasarkan data, dari 72.317 menjadi sampel persentase masyarakat yang tergolong perilaku proposional hanya sebesar 43,43%. Sedangkan sisanya yaitu 56,57% tergolong kurang proposional.
Secara data nasional sudah terbukti bahwa, perilaku prososial saat ini sudah berubah drastis dengan perkembangan global yang signifikan. Cara berinteraksi berkomunikasi dan berkontribusi lewat tenaga yang berpengaruh pada upah atau biaya pengerjaan menjadi salah satu tolok ukur. Kontribusi remaja dalam bermasyarakat sangat berpengaruh terhadap prilaku prososial.
Peran Remaja!
Remaja memiliki peran yang sangat penting dan handal dalam membangun kebhinekaan. Remaja yang produktif, kreatif dan inovatif akan mampunyai dalil dalam prilaku prososial di masyarakat dan sesama teman dekat. Apa lagi berdasarkan BPS Indonesia tahun 2030 – 2040 menghadapi era bonus demografi yang penduduk produktif (15-64 tahun) akan lebih besar dibandingkan usia nonproduktif (65 tahun ke atas) dengan proporsi lebih dari 60% dari total jumlah penduduk yang mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.
Oleh karena itu, mari kita budayakan untuk selalu berpikir positif pada setiap hal atau pada orang lain agar saling tolong-menolong dengan sesama. Dengan demikian perilaku prososial sangat penting dalam kehidupan baik dalam berbagai lingkungan.
Penerapan di lingkungan sosial (masyarakat), lingkungan keluarga, dan individu, dapat dilakukan mulai dari meningkatkan suasana hati bahagia, meredakan stres, hingga mengurangi risiko depresi. karena dengan kita berperilaku yang baik. maka kehidupan sosial kita akan semakin luas dan meningkat.
Penanam nilai-nilai kebangsaan sejak dini kepada para remaja agar memiliki perilaku prososial yang tinggi dan bermartabat akan tercipta keadaan yang harmonis dan selaras serta kuatnya solidaritas antara sesama. Dalam pendidikan formal dan nonformal dapat diajarkan melalui kegiatan pramuka dan karang taruna yang mengajarkan tentang tenggan rasa, tolong-menolong dan menghargai orang lain.***
Penulis :
Ferbrise Biri
Mahasiswa Prodi Pendidikan Fisika
Universitas Katolik Weetebula
Editor: Fajar.