SinergiNews – OPINI. Pada awal Januari 2021, Indonesia dikejutkan dengan dugaan korupsi yang terkait dengan proyek Indonesia Knowledge Network (IKN). Proyek yang diharapkan menjadi sarana bagi kolaborasi penelitian antar-institusi kini menjadi sorotan publik terkait tudingan kejahatan korupsi yang melibatkan sejumlah pejabat tinggi pemerintah.
Menurut laporan dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), proyek tersebut mencapai nilai lebih dari Rp 2 triliun. Namun, ironisnya, hingga saat ini, belum ada hasil konkret dari proyek tersebut, baik dari segi hasil riset, publikasi, maupun implementasi secara nyata untuk kesejahteraan masyarakat.
Kasus IKN menunjukkan bagaimana pemerintah Indonesia masih terus terperangkap dalam praktik nepotisme dan korupsi, yang menjadi penyebab dari ketidakmampuan untuk memberikan kualitas hidup yang baik bagi seluruh rakyat Indonesia. Hal ini disebabkan oleh pola kepemimpinan yang tidak transparan dan tidak akuntabel.
Sudah saatnya pemerintah untuk mengambil tindakan tegas terhadap korupsi dan nepotisme yang merusak sistem publiktas. Pemerintah perlu berkomitmen untuk menghasilkan proyek-proyek yang faktual dan bermanfaat bagi masyarakat, bukan hanya untuk memperkaya segelintir pejabat yang bertindak tidak benar.
Tidak ada yang salah dengan mimpi dan ambisi untuk memajukan Indonesia melalui kolaborasi antar-institusi. Namun, pengelolaannya harus transparan, akuntabel, dan terukur. Pemerintah harus memimpin dengan contoh yang tepat dengan menjaga integritas dan menciptakan iklim yang sehat bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Semua pihak harus menyadari bahwa setiap korupsi dan nepotisme tidak hanya merugikan Indonesia secara finansial, tetapi juga membawa kerugian pada masa depan generasi muda Indonesia. Jangan biarkan kasus IKN menjadi cermin dari kepemimpinan pemerintah Indonesia. Kita semua harus bersama-sama berupaya membangun Indonesia yang bebas dari korupsi dan nepotisme, menciptakan pemerintahan yang transparan, akuntabel, dan bertanggung jawab bagi seluruh rakyat Indonesia.
Penulis: Yesaya Nino (Global Insight Research Institute/ GIRI)
Editor: Fajar Budhi Wibowo