Fitri Kurniawati: Kebaya Resmi Jadi Warisan Budaya Dunia UNESCO Berkat Asia Tenggara

Fitri Kurniawati MIL - Penggiat Kampanye Kebaya saat menjadi pemateri pada suatu acara oorkshop.
Fitri Kurniawati MIL - Penggiat Kampanye Kebaya saat menjadi pemateri pada suatu acara oorkshop.

SinergiNews – Cianjur. Kebaya resmi ditetapkan sebagai Intangible Cultural Heritage (Warisan Budaya Takbenda) oleh UNESCO pada Rabu (4/12/2024). Penetapan ini merupakan hasil pengajuan bersama lima negara Asia Tenggara, yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, dan Thailand.

Sidang Komite Antarpemerintah UNESCO ke-19 di Asuncion, Paraguay, menyepakati bahwa kebaya adalah bagian penting dari identitas budaya kawasan. “Kebaya adalah pakaian tradisional yang dikenakan dalam berbagai acara, mulai dari pertemuan sosial hingga seni pertunjukan seperti tari dan teater,” tulis UNESCO dalam keterangannya.

Kekayaan Budaya dalam Ragam Kebaya

Setiap negara peserta pengajuan memiliki jenis kebaya khas yang merepresentasikan keunikan budayanya.

  1. Indonesia:
    Kebaya kerancang dari Jakarta, dengan bordir halus dan motif kembang, merupakan ciri khasnya. Jenis ini kerap dikenakan dalam pesta pernikahan, melambangkan keindahan budaya Betawi yang dipengaruhi berbagai bangsa seperti Cina, Belanda, dan Arab.
  2. Malaysia:
    Kebaya Nyonya yang pas badan dengan motif bunga dipopulerkan komunitas Tionghoa Peranakan. Ada pula kebaya Melayu yang lebih dikenal sebagai baju kurung, mencerminkan keanggunan masyarakat lokal.
  3. Singapura:
    Kebaya masyarakat Peranakan menonjolkan sulaman dan manik-manik rumit, menunjukkan detail artistik yang luar biasa.
  4. Brunei Darussalam:
    Kebaya di Brunei sering dipadukan dengan sarung dan menampilkan sentuhan modern dengan desain kontemporer.
  5. Thailand:
    Kebaya lokal dikenal sebagai suea phraratchathan. Berakar dari pengaruh Portugis dan Belanda, kebaya Thailand memiliki sulaman halus dan warna cerah, mencerminkan adaptasi budaya lokal.

Perjuangan Bersama

Fitri Kurniawati, salah satu wanita penggiat berkebaya di Jawa Barat yang juga sebagai Peneliti di Pusat Riset Ekologi dan Etnobiologi BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional), sangat antusias menyambut keberhasilan perjuangan bersama para aktivis berkebaya Indonesia. “Keberhasilan ini adalah keberhasil bersama, kami para aktivis wanita yang terus berkampanye untuk menyosialisasikan kebaya agar bisa menjadi pakaian sehati-hari wanita Indonesia kembali, bersyukur atas capaian ini,” ujarnya.

Fitri Kurniawati MIL bersama Komunitas Perempuan Berkebaya.
Fitri Kurniawati MIL bersama Komunitas Perempuan Berkebaya.

Fitri menambahkan bahwa pentingnya terus mengenalkan kebaya pada generasi muda Indonesia, sampai mereka tumbuh minat dan kesadaran dalam diri mereka untuk mengenakan kebaya dalam kesehariannya.

Penetapan kebaya sebagai warisan budaya dunia membuktikan pentingnya kolaborasi antarnegara dalam melestarikan tradisi yang memperkuat identitas kawasan Asia Tenggara.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Untuk lebih lengkapnya, silakan hubungi kami

Melayani Seluruh Indonesia, info lengkap hubungi kami

Optimized by Optimole