Kota Cimahi Butuh Sekda yang Tepat

Antara Data, Kinerja dan Penentuan Sekda Kota Cimahi - Strategi Pembangunan Daerah Berbasis Data dalam Menjawab Tantangan Mikro-Makro Perkotaan

Kota Cimahi Butuh Sekda yang Tepat - Opini - Oleh: Fajar Budhi Wibowo - LSM KOMPAS
Kota Cimahi Butuh Sekda yang Tepat - Opini - Oleh: Fajar Budhi Wibowo - LSM KOMPAS

Rekomendasi Strategi

Menghadapi kompleksitas persoalan ini, LSM KOMPAS (Koordinat Masyarakat Pejuang Aspirasi), melalui perspektif Analisis Kebijakan Publik, (meskipun kami yakin, pemerintah telah memikirkan bahkan beraksi untuk menanganinya, maka, anggap saja ini sebagai pengingat dan penyemangat), Kami menyarankan lima pendekatan strategis berbasis data:

Pertama, Kota Cimahi perlu menyusun perencanaan spasial adaptif. Bisa dengan melakukan perevisian pada RDTR Kota Cimahi untuk mendorong mixed-use zoning dan pengembangan vertikal di wilayah padat. Penyusunan perencanaan berbasis sistem informasi geospasial harus menjadi prasyarat setiap kebijakan infrastruktur. Prioritas pembangunan seyogyanya di wilayah Cimahi Utara yang topografinya berbukit dan minim infrastruktur.

Kedua, ada hal yang menurut kami penting, yaitu melakukan revitalisasi SDM terdidik dan membuat strategi efektif untuk penanggulangan pengangguran pemuda. Pengangguran terbuka yang masih tinggi (8,97%) dan khususnya pemuda (22,3%) harus dijawab dengan program magang industri, pelatihan teknis berbasis digital, serta integrasi dengan sektor unggulan seperti perdagangan dan jasa. Penstimulsian UMKM, yang menyerap 60,3% tenaga kerja, perlu ditingkatkan melalui dukungan koperasi aktif dan akses pinjaman (menurut data yang kami miliki, saat ini sebesar Rp360 miliar).

Ketiga, kami menyarankan untuk melakukan reformasi pada manajemen layanan dasar. Salah satunya dengan strategi integrasi layanan publik berbasis digital harus diperluas ke seluruh kelurahan. Target 90% layanan terkonversi ke digital dalam lima tahun, bahkan bila lebih cepat akan lebih baik. Hal ini, tentu harus sejalan dengan peningkatan kapasitas SDM dan literasi digital warga. Dengan kondisi menurut data, 90% kelurahan telah terakses internet, infrastruktur ini menjadi modal penting.

Keempat, hal yang terkadang masih terabaikan, yaitu memitigasi perubahan iklim. Kami menyarankan Kota Cimahi untuk serius dalam penataan drainase. Dengan masih seringnya bencana tanah longsor, Kota Cimahi membutuhkan sistem peringatan dini, upayakan ada di setiap kelurahan yang berstatus rawan longsor, seperti Padasuka, Cipageran dan Cibeureum. Kota Cimahi juga perlu memiliki masterplan drainase yang responsif terhadap iklim, hal ini perlu perancangan berdasarkan data real-time curah hujan dan topografi. Saran kami, lakukan penerapan proyek percontohan (pilot project) untuk titik-titik genangan kronis, seperti di Melong dan Padasuka.

Kelima, bila bicara smart city, tentunya kita tidak dapat mengabaikan strategi diversifikasi ekonomi lokal dan penguatan ekonomi berbasis digital untuk masyarakatnya. Kota Cimahi, memiliki potensi besar pada sektor pariwisata (menurut data yang kami miliki, ada 27 objek, termasuk cagar budaya) dan pertanian perkotaan (produksi sayuran 246 ton pada 2024). Pemerintah dan masyarakat seyogyanya dapat berkolaborasi dengan pengembangan inovasi, salah satu gerakannya dengan memanfaatkan potensi ini untuk ekowisata dan agroedutourism. Hal ini tentunya perlu terfasilitasi melalui insentif fiskal, integrasi antar-dinas, dan kebijakan promosi destinasi lokal.

Untuk lebih lengkapnya, silakan hubungi kami

Melayani Seluruh Indonesia, info lengkap hubungi kami

Optimized by Optimole