Linguistik Korpus Antarkan Susi Yuliawati Jabat Guru Besar FIB Unpad

Data Bicara, Wawasan Terbuka: Kontribusi Linguistik Korpus untuk Peradaban Digital Indonesia

Prof. Dr. Susi Yuliawati, S.S., M.Hum. - Guru Besar Bidang Linguistik Korpus - Fakultas Ilmu Budaya - Universitas Padjadjaran. - Foto: Istimews.
Prof. Dr. Susi Yuliawati, S.S., M.Hum. - Guru Besar Bidang Linguistik Korpus - Fakultas Ilmu Budaya - Universitas Padjadjaran. - Foto: Istimews.

SinergiNews – Bandung. Orasi ilmiah Dr. Susi Yuliawati, S.S., M.Hum. pada pengukuhannya sebagai guru besar digelar di Graha Sanusi Hardjadinata Universitas Padjadjaran. Acara berlangsung pada 19 Agustus 2025 dan menjadi momen bersejarah. Judul orasi, “Data Bicara, Wawasan Terbuka: Kontribusi Linguistik Korpus untuk Peradaban Digital Indonesia”, menghadirkan gagasan mendalam tentang linguistik korpus dan peradaban digital Indonesia.

Sejak awal, Susi yang kini berhak menyandang sebutan “Profesor” menegaskan bahwa dunia sedang mengalami transformasi besar. Teknologi digital, katanya, telah mengubah cara manusia berpikir, bekerja, dan berinteraksi. Karena itu, ia menyebut fenomena ini sebagai peradaban digital.

“Peradaban digital bukan hanya soal perangkat lunak dan gawai. Peradaban ini menyentuh jantung kehidupan manusia, mengubah cara kita menafsirkan realitas dan menata kebudayaan. Dalam pusaran perubahan ini, bahasa tampil sebagai jejak paling nyata sekaligus instrumen paling sensitif,” ungkapnya.

Menurutnya, dalam konteks tersebut, lahirlah sebuah bidang yang disebut Humaniora Digital. Bidang ini memadukan teknologi dengan penelitian kebudayaan dan bahasa. Dengan demikian, bahasa dipandang sebagai pusat yang menyimpan data dan cermin kebudayaan.

Pengukuhan Prof. Dr. Susi Yuliawati, S.S., M.Hum. sebagai Guru Besar Bidang Linguistik Korpus (19/08/2025) - Foto: Istimewa
Pengukuhan Prof. Dr. Susi Yuliawati, S.S., M.Hum. sebagai Guru Besar Bidang Linguistik Korpus (19/08/2025) – Foto: Istimewa

Peradaban Digital dan Humaniora Baru

Humaniora Digital hadir bukan hanya sebagai metode penelitian. Ia juga menjadi refleksi kritis tentang bagaimana digitalisasi mengubah kebudayaan manusia. Oleh karena itu, Prof. Susi menyebut bidang ini penting untuk Indonesia.

Di tengah arus globalisasi, Humaniora Digital memberi ruang bagi ilmu kebudayaan untuk tetap relevan. Teknologi tidak hanya sebatas alat, melainkan medan baru bagi interaksi manusia dan pembentukan makna. Karena itu, kajian kebudayaan harus bersinergi dengan pendekatan digital agar tidak tertinggal oleh perubahan zaman.

“Bahasa adalah kunci dalam peradaban digital. Bahasa membentuk cara manusia berpikir dan mencatat pengalaman kolektif. Karena itu, analisis bahasa harus dilakukan dengan pendekatan yang lebih empiris, tandas Susi.

Linguistik korpus hadir sebagai jawabannya. Awalnya hanya metode analisis teks, bidang ini berkembang menjadi pendekatan teoretis. Pada titik ini, data bahasa menjadi dasar untuk membuka wawasan baru.

Untuk lebih lengkapnya, silakan hubungi kami

Melayani Seluruh Indonesia, info lengkap hubungi kami

Optimized by Optimole