Belajar Dari Jejak Peradaban

Belajar dari Jejak Peradaban - Yoyo C Durachman - Foto: AI.
Belajar dari Jejak Peradaban - Yoyo C Durachman - Foto: AI.


Oleh: Yoyo C. Durachman

SinergiNews – OPINI. Di tengah derasnya gelombang modernitas, kita kadang lupa menoleh ke belakang, kepada jejak-jejak peradaban yang pernah ditinggalkan para pendahulu. Padahal, setiap artefak, manuskrip, dan karya seni tradisi yang mereka wariskan bukan hanya sekadar benda mati, melainkan penanda arah agar kita tidak kehilangan makna sebagai manusia.

Kita hidup di zaman yang serba cepat. informasi mengalir tak henti, dan teknologi baru selalu menggoda kita untuk terus berlari. Namun, kecepatan tanpa arah hanya akan membawa kita ke jurang kebingungan. Ketika akar tradisi tak lagi dikenali, yang tersisa hanyalah kemajuan yang kehilangan jiwa.

Dalam kehidupan kita sehari hari terpampang suatu fenomena, di satu sisi terbentang warisan leluhur: kitab-kitab tua, pahatan batu, alat musik tradisi, cerita yang bernilai sejarah yang menggambarkan tokoh dan peristiwa masa lalu. Di sisi lain, menjulang bangunan modern, bayangan kota yang hingar bingar dengan penanda perlengkapan kehidupan sehari hari yang berteknologi canggih yang menjadi simbol zaman.

Warisan Budaya sebagai Kompas Moral

Fenomena yang diuraikan selintas di atas, seolah mengingatkan kita bahwa warisan masa lalu adalah kompas moral yang akan membantu kita menavigasi masa depan, jangan menafikannya. Tapi juga jangan menghindar dari berbagai fenomena kehidupan hari ini dan mungkin yang akan terjadi di masa datang.

Penting bagi kita, baik sebagai individu maupun sebagai bangsa untuk mempelajari, merawat, dan menghidupkan kembali jejak-jejak peradaban. Bukan semata demi nostalgia, tetapi agar kita memiliki pondasi kuat untuk melangkah ke depan.

Modernitas tidak harus berarti meninggalkan tradisi. Justru dengan menautkan teknologi dan warisan budaya, kita bisa membangun masa depan yang berakar dan bermakna.

Kini kita sedang berdiri: satu kaki berpijak pada masa lalu, dan satu kaki melangkah ke masa depan. Kita bukan hanya memilih, melainkan menjaga agar keduanya tetap terhubung, agar kita tidak kehilangan arah di tengah arus perubahan.***


Catatan Redaksi:

Tulisan ini adalah opini pribadi penulis yang terbit di Rubrik Gagasan SinergiNews. Setiap gagasan, refleksi, dan tafsir yang tertuang dalam artikel ini menjadi tanggung jawab penulis. Redaksi memberikan ruang bagi para pemikir, budayawan, dan warga untuk menyuarakan pandangan yang mencerahkan, mendalam, dan berdampak bagi kehidupan bersama.

Ingin berkontribusi? Kirimkan tulisan Anda ke redaksi@sinerginews.co.id dan mari merawat nalar publik dengan keberagaman sudut pandang.


Tentang Penulis:
Yoyo C. Durachman adalah budayawan asal Cimahi juga sebagai pemerhati warisan budaya Nusantara. Ia aktif menulis esai-esai reflektif bertema tradisi, peradaban, dan filosofi hidup dalam berbagai media cetak maupun daring. Beberapa karyanya kerap menjadi rujukan komunitas budaya di Jawa Barat. Selain berkegiatan di ruang literasi, Yoyo juga sebagai penggerak komunitas seni dan pegiat diskusi budaya lintas generasi.

Editor: Fajar Budhi Wibowo

Untuk lebih lengkapnya, silakan hubungi kami

Melayani Seluruh Indonesia, info lengkap hubungi kami

Optimized by Optimole