Komunitas Adat Baduy: Menjaga Harmoni Leluhur di Pegunungan Kendeng

Komunitas Adat Baduy: Menjaga Warisan Leluhur di Tengah Modernisasi
Komunitas Adat Baduy: Menjaga Warisan Leluhur di Tengah Modernisasi

Oleh: SinergiNews – 25 Mei 2025

Di tengah hutan lebat Pegunungan Kendeng, Lebak, Banten, Komunitas Adat Baduy hidup sebagai penjaga warisan Sunda Wiwitan. Dengan rumah sulah nyanda dari bambu dan ijuk, mereka menolak gemerlap modernitas demi harmoni dengan alam. Bagaimana Urang Kanekes bertahan di era digital 2025?

Jejak Leluhur dari Pajajaran

Komunitas Adat Baduy, bermukim di Desa Kanekes, Lebak, berpopulasi sekitar 26.000 jiwa, terbagi menjadi Baduy Dalam (Tangtu) dan Baduy Luar (Panamping). Asal-usul mereka kerap dikaitkan dengan pelarian warga Kerajaan Pajajaran pada abad ke-16, menolak Islamisasi Kesultanan Banten demi mempertahankan Sunda Wiwitan. “Kami adalah penjaga amanah leluhur,” ujar Sarpin, tokoh Baduy Luar, pada 2021. Wilayah adat seluas 5.101,85 hektar ini mencakup tiga kampung Baduy Dalam (Cibeo, Cikartawana, Cikeusik) dan 56 kampung Baduy Luar, ditandai Sungai Ciujung dan Gunung Pasir Angin.

Ritual Sakral Sunda Wiwitan

Baduy mempraktikkan Sunda Wiwitan, kepercayaan yang memuja Sang Hyang Kersa dan menghormati alam sebagai ibu. Upacara Kawalu (puasa adat di bulan Kasa, Karo, Katiga), Ngalaksa (pembuatan makanan laksa), dan Seba Baduy (penghormatan hasil bumi ke pemerintah) menjadi pilar tradisi. Pada Mei 2025, ribuan warga Baduy berjalan kaki hingga 80 km ke Rangkasbitung untuk Seba, membawa beras, pisang, dan tenun. “Seba adalah wujud syukur dan hubungan harmonis dengan dunia luar,” kata Jaro Saija, tokoh adat, pada 2025.

Rumah sulah nyanda, tanpa paku besi, dan pertanian sederhana dengan parang mencerminkan filosofi kesederhanaan. Baduy Dalam menolak teknologi, sementara Baduy Luar lebih terbuka, menerima wisatawan dengan aturan ketat, seperti larangan fotografi di wilayah sakral.

Tantangan di Era Modern

Modernisasi mengancam kelestarian Baduy. Tambang emas ilegal merusak hutan sakral, dan wisata tak terkendali mengganggu privasi Baduy Dalam. Pada 2020, tokoh adat meminta perlindungan Presiden untuk menjaga tatanan adat. Upaya pengakuan UNESCO sebagai warisan dunia, diajukan sejak 2016, belum membuahkan hasil hingga 2025. Namun, ketahanan mereka terlihat saat pandemi Covid-19, dengan nol kasus hingga 2021 berkat pola hidup sehat dan pembatasan akses. “Kami hidup dari alam, bukan melawannya,” ujar Ayah Mursid, dukun Baduy, pada 2022.

Pada 2025, Baduy menolak dana desa Rp2,5 miliar, memilih kemandirian untuk membangun kampung baru dengan syarat sumber air. Ini menunjukkan komitmen pada nilai adat di tengah tekanan globalisasi.

Refleksi: Pelajaran dari Baduy

Fajar Budhi Wibowo, penggiat budaya dari Pusat Studi Budaya dan Sejarah Sanghyang Hawu serta Dewan Kebudayaan Kota Cimahi, melihat Baduy sebagai cerminan kosmologi Sunda. “Secara antropologis, Sunda Wiwitan mengajarkan hubungan trilogis manusia-alam-Tuhan, diwujudkan dalam ritual Kawalu dan Seba. Baduy menunjukkan bahwa identitas budaya bukan sekadar tradisi, melainkan cara hidup yang berkelanjutan. Dari perspektif kebudayaan, mereka menginspirasi Cimahi untuk membangun identitas urban yang berakar pada kearifan lokal. Wisata edukasi, seperti Saba Budaya Badui, bisa menjadi model untuk melibatkan generasi muda tanpa mengorbankan kesakralan adat. Namun, tantangan seperti tambang ilegal dan wisata massal mengingatkan kita pada urgensi perlindungan hukum dan pendidikan budaya,” ujarnya. Fajar menekankan pentingnya kolaborasi dengan media lokal untuk mempromosikan nilai Baduy, sebagaimana disoroti oleh TIMES Indonesia.

Menyapa Jiwa Kanekes

Di Pegunungan Kendeng, Komunitas Adat Baduy mengajak kita merenungi esensi hidup: harmoni dengan alam dan leluhur. Dengan langkah sederhana dan hati penuh syukur, mereka menjaga warisan Sunda. Siap belajar dari mereka?

Catatan Redaksi: Artikel ini disusun berdasarkan wawancara dengan Sarpin (2021, Kompas.com), Jaro Saija (2025, CNN Indonesia), dan Ayah Mursid (2022, Kumparan.com), serta data dari Liputan6.com (2022) dan RadarBanten.co.id (2025). Sinerginews.co.id berkomitmen mempromosikan budaya Indonesia.

Untuk lebih lengkapnya, silakan hubungi kami

Melayani Seluruh Indonesia, info lengkap hubungi kami

Optimized by Optimole