Perspektif Bias Pembangunan Kebudayaan Jawa Barat, termasuk Kota Cimahi

Sebuah Catatan Tentang Jawa Barat, Kota Cimahi dan Ajip Rosidi

Pembangunan Kebudayaan sebagai Jalan Strategis Masa Depan - Ilustrasi Gubernur Jawa Barat & Wali Kota Cimahi (Foto: AI)
Pembangunan Kebudayaan sebagai Jalan Strategis Masa Depan - Ilustrasi Gubernur Jawa Barat & Wali Kota Cimahi (Foto: AI)

Pernyataan Ajip Rosidi tentang Kebudayaan

Pemikiran Ajip Rosidi, yang intisarinya tentang pembangunan kebudayaan, bahwa “kebudayaan adalah pengetahuan tentang hidup yang dibentuk oleh pengalaman panjang masyarakatnya.” Ajip menegaskan bahwa “Budaya itu kata kerja, bukan kata benda”. Ia juga menekankan bahwa budaya bukan sekadar warisan masa lalu, melainkan aktivitas yang terus perlu dirawat dan diperbarui.

“Saya mengetuk pemerintah sejak tahun 1960-an, tapi pemerintah kita selalu budek” Kalimat ini mencerminkan kritiknya terhadap minimnya political will pemerintah dalam memajukan kebudayaan dari akar hingga kebijakan nasional.

“Generasi muda lebih banyak mengenal karya picisan dari luar negeri… mereka tak pernah diperkenalkan dengan akar budaya”. Pesannya relevan untuk penekanan pentingnya edukasi budaya lokal dalam kurikulum dan hidup sehari-hari masyarakat. “Budaya Indonesia akan segera mati karena ketiadaan perhatian pemerintah dan pengembangan budaya yang salah kaprah”. Pernyataan ini mempertegas risiko jika pembangunan kebudayaan dikesampingkan dalam perencanaan daerah.

“Jika tidak ada keseriusan bersama untuk mengembangkan bahasa daerah, kita harus siap menyaksikan punahnya bahasa daerah”. Ajip melihat bahasa lokal sebagai jantung identitas budaya yang butuh perhatian strategis dalam pembangunan kebudayaan.

“Kebudayaan bukan hanya masa lalu… jangan menganggap budaya hanya sebatas Candi Borobudur dan sebagainya”. Ia mengajak kita memperluas definisi budaya ke praktik kontemporer dan nilai hidup sehari-hari.

“Masa lalu bukanlah beban, tetapi sumber inspirasi… Ulah poho ka jaman baheula, tapi kudu nyambung ka jaman kiwari”. Filsafat ini menguatkan pesan bahwa pemajuan budaya perlu mengakar sekaligus relevan dengan zaman sekarang. Ajip menganggap Budaya sebagai fondasi untuk membangun karakter bangsa yang mandiri dan kreatif (rancagé). Pandangan ini selaras dengan gagasan pembangunan kebudayaan berbasis masyarakat lokal yang kreatif.

Dan banyak lagi pernyataan-pernyataan beliau yang menjadi keresahannya akan pola pembangunan kebudayaan yang dilakukan pemerintah. Meski pernyataan ini bersifat ringkas, ini mencerminkan obsesi Ajip terhadap regenerasi budaya lewat literasi dan pembaruan institusional.

Untuk lebih lengkapnya, silakan hubungi kami

Melayani Seluruh Indonesia, info lengkap hubungi kami

Optimized by Optimole