Indeks

Dirgahayu RI ke 80

Bara, Legitimitasi, dan Jalan Keadilan

Oleh: Fajar Budhi WIbowo - Bara, Legitimitas, dan Jalan Keadilan: Tunjangan parlemen memantik amarah publik

Ilustrasi aksi mahasiswa - Foto: tirto.id andrey gromico
Ilustrasi aksi mahasiswa - Foto: tirto.id andrey gromico

Metrik Konkret untuk Evaluasi Kebijakan

Keberhasilan respon pemerintah terhadap krisis harus terukur melalui indikator kinerja yang jelas dan terukur. Setiap kebijakan memerlukan metrik evaluasi yang spesifik, seperti publikasi laporan interim komisi investigasi, atau rekomendasi terukur dari audit anggaran DPR. Program perlindungan sosial perlu menunjukkan penurunan tingkat kerentanan ekonomi melalui data kemiskinan dan pengangguran yang terverifikasi.

Yang tak kalah penting, survei kepercayaan publik harus menjadi metrik utama untuk menilai efektivitas kebijakan rekonsiliasi. Indikator-indikator ini tidak hanya berfungsi sebagai alat evaluasi pemerintah. Hal ini juga sebagai mekanisme transparansi yang memungkinkan masyarakat menilai realisasi janji-janji reformasi. Pengukuran keberhasilan tidak berdasarkan retorika politik, melainkan melalui perubahan konkret yang terverifikasi oleh publik.

Etika Komunikasi Publik

Dalam mengemas pesan publik, penulis dan komunikator harus menjaga integritas melalui tata bahasa politik yang bertanggung jawab. Verifikasi fakta menjadi prioritas mutlak sebelum publikasi untuk mencegah disinformasi yang dapat memperkeruh situasi. Selain itu, semua pihak perlu menghindari penggunaan istilah provokatif yang berpotensi memicu eskalasi konflik secara konsisten.

Pendekatan ini memastikan bahwa wacana publik tetap produktif dan berorientasi pada solusi. Retorika yang tenang dan terukur justru memperkuat legitimasi institusi, sementara bahasa yang emosional dan tidak terkendali berisiko memperdalam polarisasi. Dengan demikian, etika komunikasi bukan hanya tentang penyampaian pesan, tetapi tentang membangun kepercayaan melalui ketepatan informasi dan kedewasaan berbahasa.

Transformasi Protes Menuju Pembaruan Berkelanjutan

Gelombang protes ini pada hakikatnya merupakan tuntutan nyata atas keadilan dan akuntabilitas yang harus terjawab dengan tindakan substantif. Negara perlu merespons melalui transparansi investigasi dan kebijakan inklusif agar legitimasi pemerintahan dapat pulih secara berkelanjutan. Pendekatan struktural yang menyentuh akar permasalahan akan lebih efektif daripada sekadar perang simbol yang bersifat permukaan.

Jika institusi negara memilih jalan reformasi yang jujur dan berkomitmen, maka dapat mengkonfersi bara ketidakpuasan rakyat menjadi energi pembangunan. Momentum ini bukan hanya sebatas krisis, melainkan menjadi titik tolak menuju tata kelola yang lebih adil dan partisipatif. Dengan demikian, negara bukan hanya memadamkan api protes, tetapi membangun sistem yang mencegah bara ketidakadilan menyala kembali di masa depan.***

Penulis:
Fajar Budhi Wibowo – Pemerhati Kebijakan Publik – Koordinator LSM KOMPAS (Koordinat Masyarakat Pejuang Aspirasi)

Melayani Seluruh Indonesia, Info Lengkap hubungi kami

Melayani Seluruh Indonesia, info lengkap hubungi kami

Optimized by Optimole
Exit mobile version