Yogyakarta, 6 Juli 2025
Seorang driver ojek online (ojol) menjadi korban pengeroyokan di wilayah Sleman, Yogyakarta, Sabtu malam (5/7), hanya karena dinilai telat mengantarkan kopi. Kejadian tersebut viral setelah video pengeroyokan dan aksi solidaritas sesama driver menyebar luas di media sosial.
Korban diketahui tengah mengantar pesanan bersama istrinya. Karena lalu lintas padat dan hujan deras, pesanan terlambat sekitar 20 menit. Namun pelanggan justru marah dan memukuli korban. Aksi brutal itu direkam oleh warga sekitar.
Tak lama setelah kejadian, ratusan driver ojol mendatangi rumah pelaku sebagai bentuk solidaritas. Mereka meminta pertanggungjawaban dan menuntut permintaan maaf secara terbuka.
“Kami ini kerja keras, hujan-hujan, tapi malah dikeroyok. Kami tidak bisa diam,” ujar Sugiarto, koordinator aksi.
Polresta Sleman langsung turun tangan. Tiga orang ditetapkan sebagai tersangka pengeroyokan. Korban juga telah divisum dan mendapatkan pendampingan hukum.
Peristiwa ini memicu keprihatinan publik. Banyak yang mengkritik cara pelanggan memperlakukan pekerja jasa online. “Gig economy tak bisa dijadikan alasan merendahkan martabat orang lain,” kata Yenny Wibowo, aktivis buruh informal.
Koalisi Transportasi Online Indonesia (KTOI) meminta agar platform aplikasi juga lebih proaktif dalam melindungi mitra pengemudi. Mereka mengusulkan penambahan fitur darurat dan blacklist permanen untuk pelanggan yang melakukan kekerasan.***