Talkshow Inspiratif Kebaya, Kongres 7000 Perempuan hingga WBTB Terlegitimasi UNESCO
Talkshow dua bahasa “Sejarah Hari Kebaya Nasional” menjadi jantung intelektual acara. Indiah Marsaban membuka sesi dengan kilas balik sejarah, tentang 24 Juli sebagai Hari Kebaya karena bertepatan dengan Kongres Perempuan Indonesia pada masa Presiden Soekarno, yang kala itu hadir lebih dari 7.000 perempuan dari seluruh negeri.
Nita Trismaya dari Institut Kesenian Jakarta, sesi menjadi lebih kaya dengan pemetaan jenis-jenis kebaya dari berbagai daerah di Indonesia.
Kedua narasumber menekankan bahwa Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) yang terlegitimasi UNESCO bukanlah fisik berupa benda kebayanya, melainkan pengetahuan dan nilai di balik penggunaannya. Terlebih keberhasilan pengajuan WBTB ini atas kerjasama lima negara sahabat, yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Bruney Darussalam dan Thailand.
Dua tokoh ini mengingatkan bahwa pelestarian kebaya bukan hanya soal mengenakan, tapi juga memahami, mengajarkan, dan menghidupkannya kembali dalam keseharian.
Sesi Telling About Kabaya, membawa hadirin lebih dekat ke ragam bentuk kebaya yang hidup dalam sejarah: kebaya Kartini, kebaya encim, kutubaru, kebaya labuh, hingga kebaya basiba. Setiap potongnya mengantarkan narasi yang menjelaskan konteks, asal daerah, dan nilai simbolik di baliknya. Sesi ini diiringi tembanng indah berjudul “Lestari Kebaya Indonesia” dari Sekar Ayu Jiwanta.