Karya: Fajar Budhi Wibowo – Pusat Studi Budaya dan Sejarah “Sanghyang Hawu” (2015) SinergiNews –…
PERAHU YANG DILARANG KEMBALI – BAGIAN III (Tamat)
Sangkuriang menatap bayang-bayang itu, dadanya sesak oleh ingatan yang menyeruak: pelukan ibunya di bawah pohon, lolongan Si Tumang di malam yang dingin, dan darah yang ia tumpahkan tanpa tahu itu adalah ayahnya.
Dayang Sumbi turun dari rumah cahayanya, langkahnya ringan seperti kabut, namun setiap tapaknya mengguncang bumi seperti gempa purba. Ia berdiri di hadapan Sangkuriang, memegang sehelai benang fajar yang berkilau seperti air mata bintang.
“Anaking jimat awaking,” (Anaku belahan jiwaku) katanya.
Suaranya lembut namun menghancurkan seperti ombak yang memecah batu karang.
“Asal anjeun lain ti perahu, lain ti pendetan, tapi ti rangkai wanci anu kuring tinung jeung kasih Si Tumang. Anjeun anak kuring, anak kahyangan, tapi dosa anjeun ka Bapa anjeun ngahariring di leutak ieu.” (Anakku, asalmu bukan di perahu, bukan di bendungan, tapi di jalinan waktu yang kutenun bersama kasih Si Tumang. Kau anakku, anak kahyangan, tapi dosamu pada ayahmu bernyanyi di lumpur ini.)
PERAHU YANG DILARANG KEMBALI – BAGIAN II
Orang Tua Lembah berkumpul. Ki Jarwa Dipa mengangguk-angguk sambil menyentuh tanah dengan tongkat akar sambil berujar:
“Manéhna geus leungit arah. Nyieun perahu tina ngabaladah leuweung, Nyieun pamendet tina watu karuhun.” (Dia telah kehilangan arah. Membuat perahu dari membabad hutan, membuat bendungan dari batu leluhur.)
PERAHU YANG DILARANG KEMBALI – BAGIAN I
Di kaki gunung yang belum menjadi gunung, di tepi hulu yang belum mengalir, berdiri seorang perempuan yang tidak pernah lahir dan tidak pernah mati.
Dayang Sumbi, pemintal fajar, penenun cahaya, pelindung keseimbangan.
Orang-orang menyebutnya “Ibu Waktu”, meski ia tidak mengandung siapa-siapa. Ia tinggal di rumah kecil yang mengambang di antara kabut dan akar, menenun benang cahaya pagi ke dalam pola bintang.
Info Terkini Program Dana Indonesiana 2025: Ada Perpanjangan Waktu
SinergiNews – Jakarta, Juli 2025 – Pemerintah melalui Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia dan Lembaga Pengelola…
Strategi Pemajuan Budaya Lokal: “Rembug Warga Pemaju Kebudayaan”
Rembug Warga Pemaju Kebudayaan tingkat kelurahan ini adalah suatu inovasi, sehingga dapat dijadikan model nasional untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pemajuan kebudayaan. Harapannya, rembug warga pemaju kebudayaan menjadi agenda tahunan tetap DKKC, atau akan bisa lebih baik lagi menjadi agenda tahunan Pemerintah Kota Cimahi melalui dinas terkait. Berawal dari Kota Cimahi untuk Indonesia.
Sosio Budaya: Harmoni Membangun Masa Depan Kebudayaan
Di tangan para praktisi kebudayaan yang berkolaborasi dengan para pihak yang memahami sosial budaya, kebudayaan tidak hanya menjadi simbol masa lalu, tetapi juga menjadi fondasi bagi masa depan yang lebih baik.
Disbudparpora Kota Cimahi Gelar Malam Puncak Anugerah Kebudayaan Tahun 2024
SinergiNew – Cimahi. Dalam rangka melestarikan, mengembangkan dan memajukan budaya daerah sekaligus pengembangan promosi wisata…
Menapaki Jejak Leluhur di Kampung Naga
Oleh: SinergiNews – 25 Februari 2024 Terletak di lembah subur di antara perbukitan Desa Neglasari,…
Ciptagelar: Menjaga Nadi Tradisi di Pelosok Sukabumi
SinergiNews – 28 Januari 2024 Terletak di lereng Gunung Halimun, kawasan yang diselimuti hutan lindung…