Pemerintah tetapkan 17 Oktober sebagai Hari Kebudayaan Nasional. Momentum ini sarat makna sejarah dan kontroversi, diharapkan memperkuat jati diri bangsa Indonesia.
PERAHU YANG DILARANG KEMBALI – BAGIAN III (Tamat)
Sangkuriang menatap bayang-bayang itu, dadanya sesak oleh ingatan yang menyeruak: pelukan ibunya di bawah pohon, lolongan Si Tumang di malam yang dingin, dan darah yang ia tumpahkan tanpa tahu itu adalah ayahnya.
Dayang Sumbi turun dari rumah cahayanya, langkahnya ringan seperti kabut, namun setiap tapaknya mengguncang bumi seperti gempa purba. Ia berdiri di hadapan Sangkuriang, memegang sehelai benang fajar yang berkilau seperti air mata bintang.
“Anaking jimat awaking,” (Anaku belahan jiwaku) katanya.
Suaranya lembut namun menghancurkan seperti ombak yang memecah batu karang.
“Asal anjeun lain ti perahu, lain ti pendetan, tapi ti rangkai wanci anu kuring tinung jeung kasih Si Tumang. Anjeun anak kuring, anak kahyangan, tapi dosa anjeun ka Bapa anjeun ngahariring di leutak ieu.” (Anakku, asalmu bukan di perahu, bukan di bendungan, tapi di jalinan waktu yang kutenun bersama kasih Si Tumang. Kau anakku, anak kahyangan, tapi dosamu pada ayahmu bernyanyi di lumpur ini.)
PERAHU YANG DILARANG KEMBALI – BAGIAN II
Orang Tua Lembah berkumpul. Ki Jarwa Dipa mengangguk-angguk sambil menyentuh tanah dengan tongkat akar sambil berujar:
“Manéhna geus leungit arah. Nyieun perahu tina ngabaladah leuweung, Nyieun pamendet tina watu karuhun.” (Dia telah kehilangan arah. Membuat perahu dari membabad hutan, membuat bendungan dari batu leluhur.)
PERAHU YANG DILARANG KEMBALI – BAGIAN I
Di kaki gunung yang belum menjadi gunung, di tepi hulu yang belum mengalir, berdiri seorang perempuan yang tidak pernah lahir dan tidak pernah mati.
Dayang Sumbi, pemintal fajar, penenun cahaya, pelindung keseimbangan.
Orang-orang menyebutnya “Ibu Waktu”, meski ia tidak mengandung siapa-siapa. Ia tinggal di rumah kecil yang mengambang di antara kabut dan akar, menenun benang cahaya pagi ke dalam pola bintang.
Fadli Zon: Pacu Jalur Guncang Dunia
SinergiNews – Kuantan Sangingi. Di bawah langit cerah Kuantan Singingi (Kuansing), Riau, Sungai Batang Kuantan…
Himpunan Penghayat Kepercayaan: Menjaga Jiwa Sunda di Tengah Kebhinekaan
Oleh: Tim SinergiNews – 8 Juli 2025 Di antara gemerlap urban Jawa Barat, Himpunan Penghayat…
Penari Cilik Pacu Jalur Kuansing Viral Mendunia
SinergiNews, 5 Juli 2025 – Festival Pacu Jalur 2025 di Sungai Batang Kuantan, Kuantan Singingi…
Info Terkini Program Dana Indonesiana 2025: Ada Perpanjangan Waktu
SinergiNews – Jakarta, Juli 2025 – Pemerintah melalui Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia dan Lembaga Pengelola…
“Sapta Harsa Cimahi”: Penguat Visi Budaya dalam Pembangunan Kota
Kebudayaan bukan sekadar pelengkap, melainkan fondasi yang menopang identitas dan arah pembangunan kota. Bila Cimahi ingin menjadi bagian dari Karisma Event Nusantara (sebuah program nasional yang mendorong kota/kabupaten membangun daya tarik wisata berbasis budaya) maka langkah awalnya adalah menata kebudayaan sebagai sistem yang hidup dan berkelanjutan, bukan sekadar tontonan musiman.
Sakral dan Meriah, Kirab Pusaka Malam 1 Syuro 2025 Teguhkan Identitas Budaya Bangsa
SURAKARTA, 29 Juni 2025 — Dalam suasana malam yang khusyuk dan penuh aura tradisi, ribuan…