Indeks

Dirgahayu RI ke 80

Mengelola Sampah Bukan Hanya Soal Material, Tapi Juga Moral

Oleh: Yoyo C. Durachman – Penulis, Pemerhati Sosial-Budaya

Mengelola Sampah Bukan Hanya Soal Plastik, Tapi Juga Moral Oleh: Yoyo C. Durachman – Penulis, Pemerhati Sosial-Budaya
Mengelola Sampah Bukan Hanya Soal Plastik, Tapi Juga Moral Oleh: Yoyo C. Durachman – Penulis, Pemerhati Sosial-Budaya

SinergiNews – Opini Publik | Budaya Sosial

Sampah bukan hanya soal plastik di sungai atau gadget rusak yang dibuang begitu saja. Dalam kehidupan sehari-hari, kita juga bergulat dengan jenis sampah lain yang lebih kompleks: sampah sosial, yakni perilaku dan tindakan manusia yang merusak tatanan bersama.

Secara harfiah, sampah adalah segala sesuatu yang tidak terpakai atau tak berguna. Bisa berupa sisa makanan, kemasan plastik, kendaraan rongsokan, bahkan satelit rusak yang mengorbit tanpa tujuan. Negara maju menghasilkan sampah teknologi tinggi, negara berkembang dilanda limbah konsumtif, sementara negara terbelakang menghadapi limpahan limbah alami yang tak terkelola.

Namun yang kerap luput dari perhatian kita adalah jenis sampah yang tak bisa terdaur ulang secara fisik, tapi membekas dalam kehidupan sosial: manusia-manusia yang melanggar norma, hukum, dan etika. Manusia seperti ini hadir di berbagai lini: dari koruptor kelas kakap yang merampok anggaran publik, preman jalanan yang menciptakan ketakutan, hingga penyebar hoaks yang meracuni ruang digital kita.

Sampah Sosial

Mereka tidak mencemari sungai, tetapi mencemari ruang hidup bersama. Mereka tidak mengotori udara, tetapi merusak rasa percaya antar manusia. Ini adalah polusi sosial yang tak kalah berbahaya dari limbah plastik atau logam berat di sungai dan tanah.

Penulis tidak bermaksud merendahkan martabat manusia, justru sebaliknya, mengajak kita semua untuk merenung. Bila kita bisa (atau minimal punya kesadaran) untuk memilah sampah rumah tangga, mengapa kita tak mampu memilah perilaku dalam kehidupan sosial?

Pengelolaan hal tak tidak berguna, baik material maupun sosial, sama-sama membutuhkan sistem. Kita butuh kebijakan yang kuat, pendidikan karakter sejak dini, ruang publik yang sehat, dan keteladanan dari para pemimpin. Dunia bisa lebih bersih bukan hanya karena teknologi daur ulang, tetapi karena masyarakatnya memiliki kesadaran dan nilai-nilai bersama.

Karena pada akhirnya, kita tidak sedang hanya berjuang melawan limbah plastik. Kita juga melawan kecenderungan kita sendiri untuk menjadi bagian dari masalah.***.

Penulis: Yoyo C. Durachman (Pemerhati sosial dan Budaya)

Editor: Dadan Kurnia

Melayani Seluruh Indonesia, Info Lengkap hubungi kami

Melayani Seluruh Indonesia, info lengkap hubungi kami

Optimized by Optimole
Exit mobile version