Indeks

Dirgahayu RI ke 80

VERIFIKASI DAN VALIDASI DATA SURVEI PENGELOLAAN SAMPAH DI KELURAHAN CIPAGERAN

SinergiNews – Cimahi. Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Cimahi terus memperkuat perannya sebagai wali…

Proyek Drainase Jl. Encep Kartawiria Amburadul, LSM KOMPAS Tuntut Dinas PUPR Bertindak Tegas

“Ini bukan lagi soal kecerobohan, tapi kelalaian yang membahayakan nyawa pengguna jalan. Material berserakan tanpa pengaman, jalan licin, dan tidak ada rambu keselamatan. Apakah Dinas PUPR tidak punya pengawasan? Kami menuntut klarifikasi segera, siapa penyedia jasa ini dan mengapa proyek dibiarkan berjalan seperti pasar tanpa aturan?” ujar Dadan dengan nada keras.

PERAHU YANG DILARANG KEMBALI – BAGIAN III (Tamat)

Sangkuriang menatap bayang-bayang itu, dadanya sesak oleh ingatan yang menyeruak: pelukan ibunya di bawah pohon, lolongan Si Tumang di malam yang dingin, dan darah yang ia tumpahkan tanpa tahu itu adalah ayahnya.

Dayang Sumbi turun dari rumah cahayanya, langkahnya ringan seperti kabut, namun setiap tapaknya mengguncang bumi seperti gempa purba. Ia berdiri di hadapan Sangkuriang, memegang sehelai benang fajar yang berkilau seperti air mata bintang.

“Anaking jimat awaking,” (Anaku belahan jiwaku) katanya.

Suaranya lembut namun menghancurkan seperti ombak yang memecah batu karang.

“Asal anjeun lain ti perahu, lain ti pendetan, tapi ti rangkai wanci anu kuring tinung jeung kasih Si Tumang. Anjeun anak kuring, anak kahyangan, tapi dosa anjeun ka Bapa anjeun ngahariring di leutak ieu.” (Anakku, asalmu bukan di perahu, bukan di bendungan, tapi di jalinan waktu yang kutenun bersama kasih Si Tumang. Kau anakku, anak kahyangan, tapi dosamu pada ayahmu bernyanyi di lumpur ini.)

PERAHU YANG DILARANG KEMBALI – BAGIAN II

Orang Tua Lembah berkumpul. Ki Jarwa Dipa mengangguk-angguk sambil menyentuh tanah dengan tongkat akar sambil berujar:

“Manéhna geus leungit arah. Nyieun perahu tina ngabaladah leuweung, Nyieun pamendet tina watu karuhun.” (Dia telah kehilangan arah. Membuat perahu dari membabad hutan, membuat bendungan dari batu leluhur.)

PERAHU YANG DILARANG KEMBALI – BAGIAN I

Di kaki gunung yang belum menjadi gunung, di tepi hulu yang belum mengalir, berdiri seorang perempuan yang tidak pernah lahir dan tidak pernah mati.
Dayang Sumbi, pemintal fajar, penenun cahaya, pelindung keseimbangan.

Orang-orang menyebutnya “Ibu Waktu”, meski ia tidak mengandung siapa-siapa. Ia tinggal di rumah kecil yang mengambang di antara kabut dan akar, menenun benang cahaya pagi ke dalam pola bintang.

Berita, Berita Daerah, OPINI  

Mengelola Sampah Bukan Hanya Soal Material, Tapi Juga Moral

SinergiNews – Opini Publik | Budaya Sosial Sampah bukan hanya soal plastik di sungai atau…

Himpunan Penghayat Kepercayaan: Menjaga Jiwa Sunda di Tengah Kebhinekaan

Oleh: Tim SinergiNews – 8 Juli 2025 Di antara gemerlap urban Jawa Barat, Himpunan Penghayat…

Berita, Pemerintahan dan Politik  

Perpres RPJMN 2025–2029: Batu Loncatan Menuju Indonesia Emas 2045

Jakarta – SinergiNews, 7 Juli 2025Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, resmi menandatangani Peraturan Presiden (Perpres)…

Berita, Pemerintahan dan Politik  

Inpres 8/2025: Strategi Baru Pemerintah Selesaikan Kemiskinan Ekstrem

Jakarta – SinergiNews, 7 Juli 2025Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, resmi menerbitkan Instruksi Presiden (Inpres)…

Melayani Seluruh Indonesia, Info Lengkap hubungi kami

Melayani Seluruh Indonesia, info lengkap hubungi kami

Optimized by Optimole
Exit mobile version