Urbanisasi dan Integrasi Kebijakan Menjadi Tatangan Makro
Pada level makro, persoalan utama terletak pada tekanan urbanisasi. Sebanyak 20-25 situs cagar budaya yang teridentifikasi di Cimahi seringkali tidak terintegrasi optimal dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), membuatnya rentan terhadap alih fungsi lahan (Dinas Budparpora Kota Cimahi, 2024).
Anggaran yang minim dan integrasi kebijakan yang lemah memperparah persoalan yang ada. Perda No. 9 Tahun 2018 tentang Pemajuan Budaya Lokal masih berjalan di tempat karena kurangnya eksekusi dan sinergi antar-dinas. Budaya masih sering dipandang sebagai urusan Dinas Budparpora semata, bukan sebagai arus utama pembangunan kota yang melibatkan Dinas PUPR, Bappeda, dan Dinas Komunikasi dan Informatika serta Dinas Pendidikan.
Energi Masyarakat yang Terhambat Infrastruktur adalah Salah Satu Tangtangan Mikro
Pada level akar rumput, sebuah paradoks yang menarik terjadi. Di satu sisi, antusiasme masyarakat sangat tinggi, terlihat dari keikutsertaan masyarakat dalam acara-acara berbasis kebudayaan. Bahkan, tercatat ribuan peserta berpartisipasi dalam Pekan Kebudayaan Daerah 2024. Usulan pembangunan “imah seni budaya” maupun gedung kesenian atau gedung kebudayaan yang selalu mengemuka dalam Musrenbang.
Namun di sisi lain, infrastruktur pendukungnya sangat terbatas. Jumlah seniman terdaftar hanya sekitar 500-600 orang (Dinas Budparpora Kota Cimahi dan DKKC, 2024), sebuah angka yang kecil yang mencerminkan terhambatnya regenerasi dan ekosistem.
Disparitas akses memperburuk keterbatasan, yang mana Indeks Gini Cimahi sebesar 0,363 (BPS, 2019) turut mencerminkan ketimpangan dalam menikmati layanan kebudayaan. Energi masyarakat yang begitu berharga ini berpotensi memudar tanpa saluran infrastruktur yang memadai.
Diskusi Publik Sebagai Katalis, Dari Wacana ke Aksi Nyata
Oleh karena itu, forum-forum intelektual seperti diskusi publik, hasilnya harus bukan hanya rekomendasi. Kegiatan ini harus menjadi katalis untuk aksi kolektif seluruh unsur Pentahelix yang berbasis data.
Pemerintah harus berkomitmen pada kenaikan alokasi APBD untuk kebudayaan secara bertahap, hingga mencapai minimal 3% dalam 3 tahun. Kota Cimahi harus mulai memprioritaskan pada pembangunan infrastruktur di daerah yang memiliki partisipasi tinggi tetapi akses rendah. Dunia Usaha perlu terlibat aktif.
Dewan Kebudayaan Kota Cimahi (DKKC), yang pada keberadaanya terus menggeliat, harus berperan sebagai salah satu unsur forum pengelola program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL). Dari 19 perusahaan yang aktif dalam forum TJSL kota (DPMPTSP Kota Cimahi, 2024), DKKC dapat terlibat untuk andil dalam menyusun proposal bankable untuk mendanai pilot project bidang pemajuan kebudayaan, seperti revitalisasi Gedung Societet atau program “Sabtu Budaya” di tiap kelurahan maupun program ikonik lainnya.
Akademisi dapat memberikan pendampingan dan penelitian, misalnya membantu menyusun peta jalan digitalisasi budaya lokal, koleksi museum atau mengukur dampak ekonomi acara-acara budaya. Komunitas budaya harus menjaga energi sambil meningkatkan kapasitas manajemen organisasinya. Media dan para konten reator lokal harus terdorong untuk berperan aktif membingkai narasi dan mempromosikan karya budaya Cimahi
Unsur-unsur di kepengurusan DKKC pun harus lebih terbuka, perlu adanya keterwakilan dari pentahelix secara nyata pada tatanan Badan Pimpinan Kolektif (BPK DKKC). Sehingga setiap program DKKC terintegrasi dengan kebijakan maupun finansial APBD serta potensi pendanaan jalur CSR.
Menciptakan Momentum untuk Bergerak Bersama
Dengan IPK yang masih 9 poin di bawah target RPJPD 2025 (yaitu 64,50) (Bappeda Kota Cimahi, 2021), Cimahi berada pada persimpangan jalan. Penyelenggaraan diskusi publik bisa menjadi pemicu. Namun, tanpa aksi nyata pasca-diskusi, kegiatan ini akan menjadi acara rutinitas, seremonial dan formalitas belaka.
Mari wujudkan Cimahi yang tidak hanya pintar secara digital, tetapi juga kaya secara kultural. Saatnya menjadikan budaya sebagai mesin penggerak kesejahteraan, bukan hanya pajangan di museum. Kita bisa memulai langkah nyata dari menciptakan sinergitas unsur Pentahelix, dan momentumnya adalah sekarang.***
Tentang Penulis: