Indeks

Dirgahayu RI ke 80

Aki Balangantrang: Sunyi di Ujung Takdir – (Naskah Drama Monolog)

Orang-orang menyebutku... Aki Balangantrang. Kakek tua penjaga sunyi. Batu karang di tepi Citanduy. Hah! Nama yang besar untuk hidup yang kecil.

Aki Balangantrang: Sunyi di Ujung Takdir - Naskah Drama Monolog - Karya: Fajar Budhi Wibowo
Aki Balangantrang: Sunyi di Ujung Takdir - Naskah Drama Monolog - Karya: Fajar Budhi Wibowo

BAGIAN III – PENGASUHAN DI TENGAH SUNYI (±5 menit)

Suasana:

  • Cahaya hangat kehijauan.
  • Suara ayam kecil berkokok samar.

AKI BALANGANTRANG:

Hidupku berubah. Aku, si kakek tua penjaga sunyi… jadi tukang buai bayi.

Anak itu tumbuh. Matanya… seperti air sungai… tenang, tapi dalam.

Lalu… telur itu menetas. Seekor ayam jago kecil… hitam, matanya tajam. Ia mengikuti anak itu ke mana-mana.

Bayangkan… setiap pagi aku berkata: “Ayo makan, Nak.” Lalu dua mulut terbuka: satu manusia… satu ayam.

Tapi mereka saling melengkapi. Yang satu bertanya… yang satu diam… Tapi keduanya… menunggu jawaban dari dunia.

Aku ajari anak itu… arti sabar. Dunia tak adil. Tapi kau tetap harus jadi manusia.

“Kau tak perlu jadi raja, Nak… Cukuplah jadi manusia.”

Tapi matanya seperti berkata: “Bukan aku yang memilih takdirku, Kek.”

Aku… membesarkan badai.


Melayani Seluruh Indonesia, Info Lengkap hubungi kami

Melayani Seluruh Indonesia, info lengkap hubungi kami

Optimized by Optimole
Exit mobile version