Indeks

Dirgahayu RI ke 80

Diskusi Publik Pemajuan Kebudayaan: “Hujan Lebat” Aspirasi, Pujian Sekaligus Kritikan

Diskusi Publik Pemajuan Kebudayaan #1. (Farhan)
Diskusi Publik Pemajuan Kebudayaan #1. (Farhan)

Suara Resah Unsur Komunitas

Lin Karliana, seorang penulis di Kota Cimahi, memiliki keinginan untuk memberikan buku karyanya kepada Wali Kota. Namun sayang Wali Kota tidak datang; Selain itu ia memiliki aspirasi yang disampaikan dalam forum diskusi ini.

Lin Karliana – Penulis

“Saya adalah penulis Cimahi, Apa di Kota Cimahi ada komunitas penulis? Kalo tidak ada bentuklah komunitas. Begitu mengetahui ada acara ini saya mendaftar menjadi peserta. Saya ingin menyuarakan kepada kita semua terutama Pemerintah, bahwa penulis butuh ruang, berilah ruang untuk komunitas penulis,” serunya.

Aspirasi pun telontar dari Apih Mul, pengelola Lingkung Seni Cahaya Sumirat, ia pun sebagai Ketua Kominitas Lengser Ambu.

Apik Mul – Lingkung Seni Cahaya Sumirat / Komunitas Lengser Ambu Kota Cimahi

“Kota Cimahi memiliki produk kesenian yang diseri nama “Topeng Rehe”, namun kurang dikenal, kenapa DKKC tidak mengangkatnya. Kami penggiat kesenian di Kota Cimahi untuk berkembang tentu memerlukan dukungan, salah satunya adalah tawaran manggung atau order. Hal lainnya, kami juga perlu dukungan berupa fasilitasi alat-alat berkesenian,” lontarnya.

Permainan Rakyat di Kota Cimahi memiliki banyak potensi dan prestasi, namun perlu dukungan semua pihak untuk lebih memasyarakatkannya. Hal tersebut terungkap saat Neng Halimah, salah satu anggota dari Komite Pengetahuan, Teknologi dan Permainan Tradisional DKKC mengemukakan keresahannya.

Neng Halimah – Komite Permainan Tradisional DKKC

“Permainan rakyat di Kota Cimahi terus menggeliat, terbukti dari berbagai prestasi yang telah diraih. Saat ini pun kami sedang menyiapkan garapan yang akan ditampilkan dalam beberapa kegiatan. Namun kami sangat memerlukan dukungan semua pihak, terutama bagaimana caranya memasyarakatkan Kembali pernainan rakyat ini. Kalau bisa di sekolah-sekolah ada kurikulum yang bisa mengenalkan dan mempraktikannya kembali. Kami agak kesulitan mencari komunitas-komunitas dimasyarakat yang menggeluti permainan tradisional,” terang Neng.

Keresahan lainnya juga terlontar dari Dede Syarif HD, yang menggeluti teater, perfileman juga sebagai tenaga pengajar di salah satu SMP di Kota Cimahi. Dede mengemukakan akan pentingnya database praktisi kebudayaaan. Selain itu ia juga mengikapi tentang krisis moral, etika dan mental dari generasi muda di masyarakat.

Dede Syarif, S,Sn. – Visi Sinema Pro

“Pemerintah Kota Cimahi perlu memiliki database tentang potensi-potensi aset kebudayaan termasuk sumber daya manusiaanya yang lebih komprehensif dan terus dilakukan perbaruan data secara berkala, ini akan memudahkan kita dalam melakukan pemetaaan. Hal lain yang perlu ada penyikapan secara serius, selaku tenaga pendidik kami merasa resah dengan situasi dan kondisi sikap mental, moral dan etika dari generasi muda Kota Cimahi, perlu langkah-langkap nyata,” ungkap Dede.

Perlunya penguatan peran kelembangaan DKKC disikapi juga oleh Agus Subagyo dari Yarias, ia menegaskan agar DKKC memiliki kekuatan terutama dalam hal pembiayaan kegiatan-kegiatan untuk pembinaan.

Agus Subagya – Yarias

“DKKC harus memiliki jaringan dan kemitraan yang kuat, untuk mengoptimalkan peran dan fungsinya sebagai kelembagaan DKKC perlu memiliki kekuatan dan dukungan finansial yang cukup, agar mampu melakukan pembinaan pada komunitas-komunitas kebudayaan di Kota Cimahi. Berapa sih hibah yang diterima DKKC dari APBD Cimahi? Apa cukup? Saya rasa perlu jadi perhatian,” ungkap Agus memperlihatkan kepeduliannya akan kecilnya hibah yang diberikan oleh Pemerintah Kota Cimahi untuk DKKC dalam melakukan upaya-upaya pemajuan kebudayaan.

Melayani Seluruh Indonesia, Info Lengkap hubungi kami

Melayani Seluruh Indonesia, info lengkap hubungi kami

Optimized by Optimole
Exit mobile version