EDY RAHMAYADI JEWER KUPING COKI, BEGINI KRONOLOGINYA

SinergiNews - Kota Medan, 29/12/2021. Gubernur Sumatera Utara (Sumut), Edy Rahmayadi marah dan mengusir pelatih biliar, Coki Aritonang saat acara penyerahan bonus atlet dan pelatih berprestasi PON Papua XX 2021, Senin (27/12/2021). Tak hanya mengusir, Edy juga menjewer Coki karena ia tidur saat acara tengah berlangsung. Penyerahan bonus ini bertempat Aula Tengku Rizal Nurdin, Rumah Dinas Gubernur, Kota Medan. Video Edy menjewer dan mengusir Coki itu beredar cepat pada sejumlah grup WhatsApp. Pelatih Cabor biliar Sumut, Coki Aritonang. (foto: istimewa) Kejadian berawal ketika Edy tengah memberi kata sambutan. Ia mengaku senang dengan prestasi kontingen Sumut pada ajang PON Papua Oktober lalu. Edy ingin dunia olahraga Sumut semakin maju dan berprestasi. Apalagi, PON mendatang akan terselenggarakan pada Sumut dan Aceh. Ia berharap Sumut kembali berjaya dan mendapat perhitungan dalam dunia olahraga. “Kalau sudah jaya Sumut ini, mau kau ambil semua, ambil,” kata Gubernur Edy yang mendapat sambutan tepuk tangan peserta yang hadir. TIDAK IKUT TEPUK TANGAN Edy memberikan motivasi yang juga selalu teriring tepuk tangan hadirin. Namun, tiba-tiba ia melihat Coki tidak ikut bertepuk tangan karena tidur. “Yang pakai kupluk itu siapa? Kenapa enggak tepuk tangan?” Ucap Edy sembari menunjuk ke arah Coki. Edy lantas memanggil Coki ke panggung. “Atlet apa kau?” tanyanya lagi. Coki kemudian menjawab bahwa ia pelatih biliar. “Tak cocok jadi pelatih ini,” kata Edy. Ia pun menjewer kuping Coki. Para altet dan pelatih yang hadir, sebagian besar tertawa. Namun suasana langsung berubah hening saat Edy mengusir Coki keluar dari aula. “Sudah, pulang. Tak usah dipakai lagi. Kau langsung keluar. Tak usah lagi di sini,” kata Edy. Coki langsung keluar ruangan itu. Edy melanjutkan kata sambutannya dan meminta KONI dan Dispora mengevaluasi cabang olahraga biliar. “Evaluasi. Kadispora, Ketua KONI. Yang tak pantas, tak usah (dipakai lagi, pen),” ujarnya. Sementara itu, bonus yang itu mencapai Rp11,1 M. Menurut Edy, bonus tersebut merupakan penghargaan atas perjuangan para atlet yang telah mengharumkan nama Sumut pada level nasional. Sebanyak 148 orang mendapat bonus, yang terdiri dari para atlet dan pelatih. Pada PON tersebut Sumut meraih 10 medali emas, 22 perak dan 23 perunggu. Masing-masing atlet peraih medali emas mendapatkan bonus sebesar Rp250 juta, perak Rp125 juta dan perunggu Rp75 juta. Adapun pelatih yang atletnya meraih medali mendapat bonus Rp100 juta untuk emas, Rp75 juta perak dan Rp50 juta perunggu. “Ini uang menggunakan uang rakyat. 15 juta rakyat Sumut memberikan bonus ini melalui APBD kepada atlet yang berprestasi mengharumkan daerahnya. Jadi kita harus pertanggungjawabkan ini,” kata Edy Rahmayadi. BANTAHAN TERKAIT PERISTIWA Kepada awak media, Khoiruddin Aritonang yang akrab dengan sapaan Coki membantah tertidur dan mendapat usiran Edy. Ia mengaku keluar saja setelah mendapat makian. “Bukan aku aja yang dimaki, hampir semua orang di ruangan itu dimarah-marahinya,” kata Coki. Coki mengaku bingung, kenapa sampai harus mendapat panggilan ke depan lalu kena maki-maki Gubernur Sumut. Juga bingung apa yang harus mendapat tepuk tangan darinya. “Toh semua-semuanya biasa aja. Jadi kenapa hanya karena tidak tepuk tangan, jadi kena marah depan orang ramai,” ujar pelatih biliar Pobsi Sumut tersebut. Menurutnya, selama ini tidak ada perhatian Gubernur yang lebih terhadap dunia olahraga, biasa-biasa saja. Baru mendapat perhatian saat mau PON atau even saja. Bahkan dalam cabang olahraga (Cabor) biliar, Choki mengungkapkan, sangat minus perhatian dari pemerintah. “Alat-alat kami masih model lama dan jauh tertinggal dari daerah lain. Begitu juga dengan olahraga lain,” ungkapnya. Ia menilai, baiknya Edy rutin konsultasi ke psikolog. Biar bisa lebih menahan temperamen dan menghargai orang lain. “Marah-marah, maki-maki tak nyambung itu 'kan aneh, emosional tidak jelas. Kalau marah-marah, maki-maki tapi dunia olahraga maju, ya bagus, ini kan tidak,” ujarnya. Coki juga mengkritik Edy yang menurutnya minus perhatian terhadap dunia olahraga. Tapi gila hormat dan tepukan tangan dari penggiat olahraga. "Hal spektakuler apa, sehingga penting kali tepuk tangan,” pungkasnya.*** Jurnalis: Septian Hernanto Editor: Lizikri Damar

SinergiNews Kritis – Solutif

EDY RAHMAYADI JEWER KUPING COKI, BEGINI KRONOLOGINYA

About Septian Sinergi

Related Articles

One comment

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan