Sinergi Merketplace - simpleaja.id
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Kupang, Tiurmasari E. Saragih , S.Km, M.Sc. (foto: istimewa)
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Kupang, Tiurmasari E. Saragih , S.Km, M.Sc. (foto: istimewa)

DEMAM BERDARAH MEREBAK, INI IMBAUAN PEMKOT KUPANG

SinergiNews – Kota Kupang, 24/11/2021. Tujuh kelurahan Kota Kupang jadi endemi kasus Demam Berdarah Dengue (DBD). Pemerintah Kota (Pemkot) Kupang juga terus mengimbau masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan dan kesehatan.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Kupang, drg. Retnowati, M.Kes melalui Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Tiurmasari E. Saragih, S.Km, M.Sc, menyampaikan hal tersebut pada Selasa (23/11/2021).

 

TUJUH KELURAHAN DENGAN KASUS DBD

 

Menurut Tiurmasari, ketujuh kelurahan yang menjadi endemi DBD, yakni Kelurahan Kelapa Lima, Oebobo, Liliba, Fatululi, Oesapa, Oebufu dan Kelurahan Tuak Daun Merah. Walaupun begitu, bukan berarti kelurahan lain tidak terpantau.

“Harapan kita, tujuh kelurahan ini bisa turun kasusnya sehingga tidak dalam status endemi DBD. Memang ada kriteria khusus, sehingga kita imbau masyarakat tujuh kelurahan ini terus waspada dan meningkatkan upaya pencegahan DBD,” lanjutnya.

Soal jumlah kasus DBD Kota Kupang, Tiurmasari mengatakan, sampai dengan minggu ke-44 tahun 2021 ini, total kasus DBD sebanyak 558 kasus dengan jumlah kasus meninggal dunia sebanyak empat kasus. Lebih lanjut, saat ini pihaknya sedang melakukan analisa situasi terhadap pencegahan penyakit. Belakangan ini, penyakit meningkat akibat perubahan cuaca.

“Penyakit-penyakit yang dapat menyebabkan wabah dan yang kami waspadai saat ini adalah diare dan DBD,” katanya.

Ia mengatakan, saat ini juga masih ada pandemi COVID-19, sehingga pihaknya tetap melakukan pemantauan. Masyarakat agar meningkatkan kebersihan lingkungan, menjaga kesehatan dan stamina tubuh.

 

PERLU JAGA KEBERSIHAN DAN KESEHATAN

 

Tiurmasari mengatakan, genangan-genangan air dapat memicu perkembangbiakan nyamuk DBD, sehingga masyarakat perlu menjaga tempat-tempat penampungan air.

“Menguras tempat penampungan air atau wadah-wadah yang menyimpan air sehingga tidak menjadi tempat bersarangnya nyamuk. Kalau kita bisa menjaga bersama, maka DBD dapat kita kendalikan,” ujarnya.

Ia menambahkan, tempat-tempat penampungan air harus bersih, dan bila perlu menggunakan abate yang selalu tersedia di layanan kesehatan terutama Puskesmas.

“Saat ini kita harus meningkatkan dan menjaga kebersihan lingkungan dan juga menjaga kesehatan. Kita sudah mengalami perubahan iklim dari musim kemarau ke musim hujan,” lanjutnya.

Menurutnya, siklus nyamuk DBD harus putus sebelum menjadi dewasa sehingga bisa terhindar dari gigitan nyamuk. Jika memang harus lakukan pengendalian lebih seperti abatesasi, maka pasti akan ada fogging.***

 

 

Jurnalis: Badiwi Masale

Editor: Lizikri Damar

About Tim Redaksi

Tim Redaksi SinergiNews adalah akun resmi yang digunakan oleh para crew Redaksi SinergiNews. Penanggungjawab akun ini adalah Wakil Pimpinan Redaksi, yaitu Lizikri Damar.

Tinggalkan Balasan