SinergiNews – Kota Magelang, 20/12/2021. Sebanyak 400 mahasiswa Universitas Tidar (Untidar) mengikuti prosesi wisuda pada Sabtu (18/12/2021), bertempat Auditorium HR Suparsono. Rektor Untidar, Prof. Dr. Ir. Mukh Arifin, dalam sambutannya menekankan, kesuksesan tidak akan datang hanya dengan predikat lulus kuliah dan ijazah.
“Lulus dan mendapatkan ijazah dari perguruan tinggi bukan jaminan terhadap kesuksesan saudara saat yang akan datang. Keberkahan ilmu pengetahuan dan keterampilan bergantung pada ketawadukan Saudara, dalam menjaga rasa hormat kepada orang tua dan guru saudara,” kata Rektor.
Arifin, menyampaikan bahwa orang tua dan dosen tidak berharap apapun. Namun sebagai anak atau mahasiswa sudah seharusnya menghormati mereka agar ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki menjadi berkah.
“Saudara juga perlu melihat dan berpikir tentang bagaimana berkontribusi kepada masyarakat dan menjadi seseorang yang bersemangat serta adaptif dengan hal-hal baru untuk menghadapi situasi saat ini,” harapnya.
Wisuda periode ke 59 ini merupakan wisuda ketiga dalam masa pandemi. Sebelum masuk ke Auditorium, wisudawan juga wajib mencuci tangan dan ukur suhu tubuh.
Jika lebih dari 37,3 derajat, maka wisudawan harus istirahat 10 menit terlebih dahulu. Jika setelah 2 kali pengecekan, suhu masih tinggi, maka wisudawan tidak boleh masuk. Selain itu para calon wisudawan juga harus menyertakan hasil antigen negatif dari GeNose yang disediakan oleh panitia.
“Tahun 2021 ini total jumlah yang wisuda adalah 966 wisudawan. jumlah ini akan meningkat pada tahun depan karena ada beberapa Prodi (Program Studi, red) baru yang telah meluluskan mahasiswanya, seperti Manajemen, Komunikasi dan Hukum,” terang Arifin.
WISUDAWAN TERBAIK
Wisudawan terbaik pertama mendapatkan penghargaan dari BRI Magelang sebesar Rp1 juta. Sementara wisudawan terbaik kedua sebesar Rp750 ribu yang diserahkan oleh Sri Widiyati, S.E., Kepala Unit BRI Karanggading, Magelang.
Rismayanti, dari Prodi S1 Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) menjadi wisudawan terbaik pada wisuda tahun ini. Ia berhasil meraih IPK 3,75 dan menyelesaikan studinya dalam 3 tahun 10 bulan 5 hari. Putri pasangan petani, Amroni dan Nur Cahyati, asal Dusun Bundisan, Desa Balekerto, Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang ini, tidak mengira bila ia akan menjadi wisudawan terbaik.
“Tidak pernah menyangka bisa menjadi wisudawan terbaik. Akhirnya kini bisa membanggakan Mak’e (ibu) dan Pak’e (bapak). Membuktikan pada mereka yang pernah meragukan anak dari keluarga kurang mampu bisa kuliah dan sukses,” ungkap Risma.
Menjelang lulus dari SMKN 2 Magelang, Risma disarankan untuk mengikuti Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Untidar.
“Saya ragu mau melanjutkan kuliah, tidak ada biaya. Pak’e dan Mak’e hanya petani dan masih ada dua adik saya yang masih sekolah juga. Tapi Guru BK bilang kalau kita yakin pasti nanti ada jalannya, saya dibimbing untuk mendaftar Bidikmisi dan SNMPTN saat itu,” imbuhnya.
Karena kegigihannya ini, akhirnya ia mendapatkan Bidikmisi dan berhasil lolos SNMPTN Prodi Ilmu Administrasi Negara. Baginya, kekurangan ekonomi bukanlah alasan untuk tidak mencapai kesuksesan.
“Janganlah takut untuk bermimpi, sukses itu punya semua orang yang tekun dan selalu berusaha. Orang dari keluarga tidak mampu bisa sukses, semua pasti ada jalannya. Yang pasti harus terus berikhtiar dan berdoa,” ungkapnya, saat menjadi perwakilan wisudawan untuk memberikan sambutan pada prosesi Wisuda Untidar ke-59 ini.***
Jurnalis: Hermanto Asrori
Editor: Lizikri Damar