CAMAT DICOPOT USAI TIRU CFW, MUI: LATAH TREN

Eks Camat: Cukup Saya Korbannya

Dewi juga berterima kasih kepada warga Kecamatan Payakumbuh Timur dan berharap dapat bertemu lain waktu. Ia juga mengucap syukur atas dukungan yang diberikan padanya selama ini.

“Terimakasih atas dukungannya selama ini dan ribuan terima kasih thd niniak mamak tigo nagari di kecamatan payakumbuh timur atas dukungan dan semangatnya selama ini. Semoga tdk ada lagi yg di rugi baik secara karier ataupun personal oleh lembaga MUI ini cukup saya saja yang menjadi korbannya,” tutupnya.

Adapun pihak MUI Payakumbuh dalam komentar di Instagram memohon agar Dewi menghapus unggahannya terkait Payakumbuh Fashion Week. Justifikasinya, konten tersebut tidak sesuai norma agama dan budaya Minangkabau yang terkenal dengan falsafah Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah.

“Mohon ibu memperhatikan pula “alua jo patuik” (alur kepatutan, red) sebelum membuat konten yang akan menjadi sorotan publik. Jangan latah mengikuti apa yang sedang tren/ viral, karena ibu adalah pejabat publik yang akan menjadi contoh/ tauladan bagi masyarakat,” tulis MUI Payakumbuh.

Sambungnya, meskipun Dewi sudah mengenakan hijab, pakaian tersebut tidak mengikuti apa yang diajarkan Syari’at Islam. Pakaian Muslimah harus menutupi aurat secara sempurna, tidak boleh ketat atau memperlihatkan lekuk tubuh, transparan, atau berpotensi tersingkap.