“Dulu masyarakat percaya bahwa setiap rumah itu harus menghadap ke selatan (menghadap makam, red) karena bila itu tidak dilakukan, akan terjadi sebuah pantangan. Tapi saat ini masyarakat sudah tidak menjalankan pedoman tersebut, Mas, karena terkait dengan lokasi ruko-ruko yang tidak sepenuhnya bisa menghadap selatan,” imbuhnya.
Pantauan SinergiNews, seperti yang tertera dengan jelas pada batu nisan Kyai dan Nyai Gentong, makam tersebut terakhir kali mengalami rekonstruksi pada 26 September 1954. Hal itu dapat membuktikan bahwa sejak pembukaan alas wilayah Dukuh Gentongan hingga saat ini, Pasar Gentongan mulai mengalami perkembangan-perkembangan menjadi sebuah ruko dan pertokoan.
Perkembangan itupun juga selaras dengan ramainya para pengunjung yang bertansaksi di pasar ini, baik masyarakat setempat maupun oleh masyarakat Klaten. Akhirnya Pasar Gentongan menjadi pasar terbesar Kecamatan Kalikotes dibanding dengan pasar-pasar setempat lainnya.***
Kontributor: Muhammad Sadikin
Editor: Damar