Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung, Dewi Kaniasari mengatakan deklarasi ini menjadi tonggak Kota Bandung untuk jadi ikon angklung kreasi. Dewi juga berharap Kota Bandung menjadi destinasi wisata budaya.
“Semoga angklung terus berkembang pesat. Tong ngaku urang Bandung lamun teu ngangklung (Jangan mengaku orang Bandung kalau tidak main angklung, red),” ujar Kenny, sapaan akrabnya.
Sebagai informasi, perjalanan eksistensi angklung Kota Bandung terbagi dalam tiga periode. Periode pertama dekade 1930 hingga 1970-an, angklung dipopulerkan Daeng Soetigna.
Periode kedua yakni dekade 1970 hingga 1990-an, merupakan era angklung yang dipopulerkan Saung Angklung Udjo. Adapun periode ketiga adalah dekade 1990-an hingga saat ini, merupakan periode angklung kreasi.***
Tim Redaksi SinergiNews