Sinergi Merketplace - simpleaja.id
Pemurnian kebudayaan perlu dilakukan secara radikal dan menyeluruh, terutama dalam penguatan serta pengembangan budaya-budaya lokal guna memperkuat kebudayaan nasional.

PEMAJUAN KEBUDAYAAN HARUS RADIKAL

SinergiNews – OPINI. Kata radikal seolah memiliki stigma yang negatif. Namun, pada kenyataannya sikap dan prilaku radikal perlu ada pengembangan secara proporsional dan logis.

Radikal bisa menjadi positif dan dapat juga menjadi suatu hal yang negatif, tergantung maksud, tujuan, situasi juga kondisi. Namun, jangan sepadankan istilah radikal dengan anarkis, saat ini hampir terjadi demikian. Kata radikal seolah-olah dekat dengan keanarkisan.

Sikap radikal itu perlu ada dan harus terpelihara dalam kehidupan. Penyadartahuan atas definisi dan makna radikal tentu perlu, agar terpahami dengan baik.

Menilik Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata radikal artinya: 1 secara mendasar (sampai kepada hal yang prinsip): perubahan yang –; 2 Pol amat keras menuntut perubahan (undang-undang, pemerintahan); 3 maju dalam berpikir atau bertindak.

Dengan demikian, suatu hal yang wajar bila penumbuhkembangan rasa nasionalisme tidak lepas dari tindakan radikalisme. Begitu juga dengan penguatan kehidupan religius yang hanya akan bertahan bila ada keradikalan.

Lalu, bagaimana dengan strategi pemajuan kebudayaan? Apa harus radikal? Apa bisa bila tidak radikal? Seberapa besar tingkat keradikalannya bila harus radikal?

Setiap regulasi dan hukum seperti undang-undang, peraturan, juga kebijakan-kebijakan adalah suatu bentuk lain produk radikalisme. Hal yang sederhana pun, dalam rasa dan emosi jiwa seperti suka, cinta dan sayang yang tumbuh antar sesama, pemeliharaannya perlu ada keradikalan. Tanpa radikalisme maka semuanya tidak akan teratur, tertata dan tidak mungkin sesuai dengan maksud serta tujuan.

About Fajar Budhi Wibowo

Tinggalkan Balasan